Pages

How to stop choughing

Jumat, 28 Februari 2014

A painful, tiring, seemingly endless cough can make you feel like a trip to the doctor is your only hope. Often, though, you can relieve that persistent cough with simple home remedies that will soothe your throat and help you breathe easier. However, if your cough persists or worsens, you should seek medical help.
  1. Drink plenty of water. The fluid will help flush out harmful bacteria or viruses and keep your throat moist.
  2. Suck on cough lozenges or hard candies. This will moisten your dry, scratchy throat [source: NLM].
  3. Drink herbal tea, or lemon juice and hot water, with a spoonful of honey mixed in. The hot liquid will loosen the mucus in your throat and the honey will coat your throat and suppress the cough.
  4. Chew on a piece of ginger with salt sprinkled on it. Ginger will coat and reduce the irritation to your throat [source: Narula].
  5. Gargle with a mixture of water and salt. The salt will disinfect your mouth and clear the passageway to your throat for easier breathing.
  6. Mix a teaspoon of apple cider vinegar into a cup of water and drink it. Vinegar works as an anti-inflammatory and antiseptic on your throat [source: McMillen].
  7. Breathe in the steam from a hot shower or vaporizer. Steam moistens the air and loosens the mucus in your throat [source: UMM].
  8. Boil two sticks of cinnamon in a cup of lime juice. Cinnamon will loosen the phlegm in your throat. Limes contain vitamin C, which will strengthen your immune system so your body can fight the illness causing the cough.
  9. Get plenty of rest to relax your body and enable it to store up enough energy to fight the cough-causing infection.
  10. Keep your air clean. Ensure that the air in your house is free of airborne irritants, including cigarette smoke or fireplace fumes. Impure air will aggravate your lungs and trigger coughing fits.

First Aid for chest pains

First Aid for Chest Pains

Chest pains can be the sign of a heart attack, and the following first aid measures should be immediately taken.
Symptoms: Pain or pressure in chest that can radiate to arms, back, neck, or jaw; sweating; dizziness; shortness of breath; changes in skin color; nausea



Emergency Treatment:
  1. Have victim stop activity and sit in comfortable position.

  2. Ask victim if you can help, if they have ever had this problem before, or if they are on medication for this problem.

  3. Assist victim with medication if victim asks for it. Help victim take prescribed doses, but DO NOT suggest any medication to victim. Note what and how much medication victim took.

  4. If pain lasts more than 5 minutes, goes away and comes back, or gets worse, call for EMS.

  5. Stay with victim until EMS arrives. If victim becomes unconscious, check signs of circulation and breathing (see ABCs). See rescue breathing if victim is not breathing but has signs of circulation; see CPR if no signs of circulation or breathing.

basics of urinary tract infection


Urinary tract infections result in nearly 10 million office visits, 1.5 million hospitalizations and $1 billion in health care costs, according to the National Kidney Foundation. Two-thirds of office visits are by women of childbearing age.
One in every five women will have at least one urinary tract infection in her life, and some women will have more. Luckily, most infections are not serious and can be easily treated with antibiotic medications. But a urinary tract infection can be stubborn, and sometimes recurs a few weeks after treatment. Nearly 20 percent of women who have a urinary tract infection will have another, and 30 percent of those who have had two will have a third. About 80 percent of those who have had three will have a fourth. If left untreated, urinary tract infections can lead to other more complicated health problems, so they should not be ignored.
Your urinary tract includes two kidneys, two ureters, the bladder and the urethra. Your kidneys remove waste and water from your blood to produce urine. Urine travels through muscular tubes, called the ureters, to the bladder. The bladder is a balloon-like organ composed of muscle, connective tissue and nerves that swells as it fills with urine. Urine is stored in the bladder until it is released from the body through another tube, called the urethra. Two muscle groups, the pelvic floor muscles and the urinary sphincters, control the activity of the urethra and bladder neck. These muscles must work together to hold urine in the bladder most of the time and allow the bladder to empty when appropriate.
Most urinary tract infections are caused by a variety of bacteria, including Escherichia coli (E. coli), found in feces. In younger women staph saphrophyticus is the most common organism causing UTIs. Because the openings of the bowel, vagina and urethra are very close together, it's easy for the bacteria to spread to the urethra and travel up the urinary tract into the bladder, and sometimes up to the kidneys.
Infection occurs when the bacteria cling to the opening of the urethra and multiply, producing an infection of the urethra, called urethritis. The bacteria often spread up to the bladder, causing a bladder infection. If the problem is not treated, the infection can continue spreading up the urinary tract, causing infection in the kidneys, called pyelonephritis. A kidney infection that is not treated can result in the bacteria entering the bloodstream (this is known as urosepsis), which can be a life-threatening infection requiring hospitalization and intravenous antibiotics.

Manfaat Air Liur

Air Liur dan Manfaatnya

Anda pasti tahu tindakan spontan yang dilakukan oleh hewan mamalia jika ada bagian tubuhnya yang terluka? Hewan itu akan segera menjilati luka-lukanya dan berangsur-angsur luka tersebut akan sembuh. Contoh sederhana lainnya, jika tanpa sengaja jari kita teriris pisau, tentu secara reflek kita segera memasukkan jari kita ke mulut (baca : diemut/dihisap), lalu berangsur- angsur lukanya mengering dan sembuh. Proses penyembuhan luka ini terjadi karena ada interaksi dengan air liur.

Air liur banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan tubuh kita. Untuk itu perlu bagi kita menjaga air liur agar tersedia cukup dan dalam kualitas yang baik sehingga dapat memberikan manfaat bagi tubuh kita. Beberapa manfaat air liur :

Mempercepat penyembuhan luka
Seperti contoh di atas, jika luka berkontak dengan air liur maka penyembuhan lukanya akan dipercepat. Hal ini terjadi karena air liur mengandung histatine, suatu protein yang ditengarai bertanggung jawab untuk penyembuhan luka, sebagaimana telah diteliti oleh tim peneliti dari Belanda dan telah dipublikasikan di dalam The Journal of Federation of Amerika Societes for Experimental Biology (FASEB).
Membantu pencernaan
Proses pencernaan yang pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Beberapa enzim yang terkandung di dalam air liur seperti alfa-amilase, lisozim dan lipase berperan di dalam proses pencernaan di rongga mulut. Amilase dan lipase berturut-turut memulai pencernaan saripati dan lemak sebelum penelanan. Makanan yang kita kunyah juga akan ‘diikat’ oleh air liur sehingga mudah untuk ditelan.
Sebagai pelumas rongga mulut
Bayangkan jika kita tidak mempunyai air liur di dalam rongga mulut, betapa sulitnya kita bicara dan pengunyahan makanan akan menjadi sulit dilakukan. Kemungkinan mulut kita akan lebih mudah terluka akibat mukosa rongga mulut yang kering. Air liur mempunyai manfaat sebagai pelumas rongga mulut sehingga mulut menjadi lembab, proses bicara dan pengunyahan menjadi lebih mudah.
Menjaga keseimbangan flora mulut
Rongga mulut kita bagaikan sebuah rumah yang berpenghuni flora mulut yaitu bakteri dan jamur. Flora mulut ini harus hidup dalam kesetimbangan agar tidak menimbulkan masalah di rongga mulut. Beberapa protein air liur yang berfungsi menjaga keseimbangan flora mulut adalah :
a. Lisozim, enzim ini mampu menyerang bakteri dengan cara menyerang dinding selnya sehingga menjadi porous. Akibatnya bakteri akan kehilangan cairan sel dan akhirnya mati. (Handajani,2005).
b. Laktoferrin adalah suatu protein yang mengikat zat besi. Pertama kali ditemukan di dalam air susu ibu, kemudian juga ditemukan di dalam ludah dan cairan tubuh yang lain seperti di dalam granula lekosit polimorfonuklear. Fungsi bakteriostatik laktoferrin melalui mekanisme pengikatan Fe 3+ yang diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme. Laktoferrin dapat bekerja efektif sebagai antimikroba bekerja sama dengan lisozim dan laktoperoksidase (Amerongen,1991).
c. Laktoperoxidase adalah salah satu enzim di dalam air liur yang memiliki aktivitas antibacterial dengan jalan menghambat pertumbuhan mikroorganisme (bakteriostatik). Laktoperoxidase merupakan enzim oksidatif, di dalam kombinasi dengan tiosianat sebagai substrat dari ludah dan H dari bakteri memberi hambatan efektif pertukaran zat dan pertumbuhan bakteri tertentu seperti Lactobacilli, Staphylococcus aureus, Streptococcus mutans dan Escherichia coli. (Handajani,2005).

Menilik beberapa manfaat air liur seperti yang dipaparkan di atas, sebaiknya kita mulai menyadari bahwa air liur adalah bagian penting yang harus dijaga kualitasnya. Pemakaian pasta gigi enzim secara teratur tidak saja membantu mencegah terjadinya kerusakan gigi tetapi juga meningkatkan kualitas air liur.

Sefalosporin



Sefalosporin termasuk golongan antibiotika Betalaktam. Seperti antibiotik Betalaktam lain, mekanisme kerja antimikroba Sefalosporin ialah dengan menghambat sintesis dinding sel mikroba. Yang dihambat adalah reaksi transpeptidase tahap ketiga dalam rangkaian reaksi pembentukan dinding sel.
Sefalosporin aktif terhadap kuman gram positif maupun garam negatif, tetapi spektrum masing-masing derivat bervariasi.

Berikut pembagian generasi Sefalosporin :
No.
Nama
Generasi
Cara Pemberian
Aktivitas Antimikroba
1.
Cefadroxil
1
Oral
Aktif terhadap kuman gram positif dengan keunggulan dari Penisilin aktivitas nya terhadap bakteri penghasil Penisilinase
2.
Cefalexin
1
Oral
3.
Cefazolin
1
IV dan IM
4.
Cephalotin
1
IV dan IM
5.
Cephradin
1
Oral IV dan IM
6.
Cefaclor
2
Oral
Kurang aktif terhadap bakteri gram postif dibandingkan dengan generasi pertama, tetapi lebih aktif terhadap kuman gram negatif; misalnya H.influenza, Pr. Mirabilis, E.coli, dan Klebsiella
7.
Cefamandol
2
IV dan IM
8.
Cefmetazol
2
IV dan IM
9.
Cefoperazon
2
IV dan IM
10.
Cefprozil
2
Oral
11.
Cefuroxim
2
IV dan IM
12.
Cefditoren
3
Oral
Golongan ini umumnya kurang efektif dibandingkan dengan generasi pertama terhadap kuman gram positif, tetapi jauh lebih efektif terhadap Enterobacteriaceae, termasuk strain penghasil Penisilinase.
13.
Cefixim
3
Oral
14.
Cefotaxim
3
IV dan IM
15.
Cefotiam
2
IV dan IM
16.
Cefpodoxim
3
Oral
17.
Ceftazidim
3
IV dan IM
18.
Ceftizoxim
3
IV dan IM
19.
Ceftriaxon
3
IV dan IM
20.
Cefepim
4
Oral IV dan IM
Hampir sama dengan generasi ketiga
21.
Cefpirom
4
Oral IV dan IM
Indikasi Klinik
Sediaan Sefalosporin seyogyanya hanya digunakan untuk pengobatan infeksi berat atau yang tidak dapat diobati dengan antimikroba lain, sesuai dengan spektrum antibakterinya. Anjuran ini diberikan karena selain harganya mahal, potensi antibakterinya yang tinggi sebaiknya dicadangkan hanya untuk hal tersebut diatas.
Adapun indikasi dari masing Sefalosporin sebagai berikut :
  1. Cefadroxil dan Cefalexin
Obat golongan Cefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri pada kulit, tenggorokan, dan infeksi kandung kemih. Antibiotik ini tidak efektif untuk pilek, flu atau infeksi lain yang disebabkan virus.
  1. Cefazolin
Cefazolin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada infeksi pada kandung empedu dan kandung kemih, organ pernafasan, genito urinaria (infeksi pada organ seksual dan saluran kencing), pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi kulit atau luka.
  1. Cephalotin
Obat golongan Sefalosporin ini yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri dan penyakit pada infeksi kulit dan jaringan lunak, saluran nafas, genito-urinaria, pasca operasi, otitis media dan septikemia.
  1. Cefaclor dan Cefixim
Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam penyakit seperti pneumonia dan infeksi pada telinga, paru-paru, tenggorokan, saluran kemih dan kulit.
  1. Cefamandol, Ceftizoxim dan Ceftriaxon
Cefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam penyakit pada paru-paru, kulit, tulang, sendi, perut, darah dan saluran kencing.
  1. Cefmetazol
Cefmetazol lebih aktif daripada Sefalosporin golongan pertama terhadap gram positif Proteus, Serritia, kuman anaerobik gram negatif (termasuk B. fragilis) dan beberapa E.coli, Klebsiella dan P. mirabilis, tetapi kurang efektif dibandingkan Cefoxitin atau Cefotetan melawan kuman gram negatif.
  1. Cefoperazon dan Ceftazidim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi termasuk paru-paru, kulit, sendi, perut, darah, kandungan, dan saluran kemih.
  1. Cefprozil
Obat Sefalosporin ini mengobati infeksi seperti Otitis Media, infeksi jaringan lunak dan saluran nafas.
  1. Cefuroxim
Cefuroxim digunakan untuk mengobati infeksi tertentu yang disebabkan oleh bakteri seperti; bronkitis, gonore, penyakit limfa, dan infeksi pada organ telinga, tenggorokan, sinus, saluran kemih, dan kulit.
  1. Cefotaxim
Cefotaxime digunakan untuk mengobati Gonore, infeksi pada ginjal (pyelonephritis), organ pernafasan, saluran kemih, meningitis, pencegahan infeksi pada proses operasi dan infeksi kulit dan jaringan lunak.
  1. Cefotiam
Memiliki aktivitas spetrum luas terhadap kuman gram negatif dan positif, tetapi tidak memiliki aktivitas terhadap Pseudomonas aeruginosa.
  1. Cefpodoxim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi seperti Pneumonia, Bronkitis, Gonore dan infeksi pada telinga, kulit, tenggorokan dan saluran kemih.
  1. Cefepim
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi seperti Pneumonia, kulit, dan saluran kemih.
  1. Cefpirom
Obat Sefalosporin ini menghilangkan bakteri yang menyebabkan berbagai macam infeksi pada darah atau jaringan, paru-paru dan saluran nafas bagian bawah, serta saluran kemih.

terlalu banyak antibiotik, daya tahan tubuh anak turun



Meskipun pemberian antibiotic dianggap dapat membantu menyembuhkan penyakit anak, namun rupanya minum antibiotic bisa berdampak buruk. Ya, tak selalu memberikan dampak positif, antibiotic pun bisa menjadi buruk jika pemberiaannya berlebihan.
Apabila digunakan secara terus menerus bisa terjadi resistensi pada antibiotic. Belum bisa dipastikan berapa lama jangka konsumsi antibiotic hingga seorang anak menjadi kebal terhadap kuman tersebut. Bisa saja sekali minum langsung kebal atau baru menjadi kebal setelah beberapa kali minum.  Jika sedikit-sedikit anak diberi antibiotic, maka semakin lama anak justru akan menjadi alergi dan kebal terhadap antibiotic tersebut. Dan apabila antibiotic digunakan secara berlebihan akan berakibat menurunnya daya tahan tubuh anak dan bakteri baik nantinya bisa jadi jahat dan menyebabkan penyakit.
Yang pasti jangan ragu untuk mengonsultasikan pada dokter anak setiap kali anak diberikan antibiotic. Jelaskan kapan terakhir kali anak sakit dan diberi antibiotic. Dengan begitu, dokter akan mempertimbangkan kembali apakah antibiotic benar-benar dibutuhkan anak pada saat itu atau tidak  jangan lupa untuk taat memberikan antibiotic kepada  anak jika sudah diresepkan dokter sampai habis.

 
FREE BLOGGER TEMPLATE BY DESIGNER BLOGS